Abstrak
Implementasi teknologi berskala besar di sektor publik seringkali menghadapi paradoks: investasi besar dalam pengembangan perangkat lunak canggih tidak diimbangi dengan tingkat adopsi yang sepadan oleh pengguna akhir. Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama (Ditjen Badilag) Mahkamah Agung RI, dalam upayanya melakukan transformasi digital, meluncurkan sebuah ekosistem terintegrasi yang dikenal sebagai "Super App". Proyek ambisius ini bertujuan untuk meruntuhkan "silo-silo" aplikasi yang telah ada sebelumnya, mengintegrasikan data, dan menyatukan pengalaman pengguna bagi puluhan ribu aparatur di lebih dari 400 satuan kerja (satker) yang tersebar di seluruh Indonesia. Artikel ini berargumen bahwa keberhasilan teknis dari Super App—yang ditopang oleh arsitektur modern, API, dan Single Sign-On (SSO)—hanyalah separuh dari cerita.